Rabu, 19 Oktober 2011

BCLS

Bantuan hidup dasar atau basic life support (bls) adalah pendekatan sistematik untuk penilaian pertama pasien, mengaktifkan respon gawat darurat dan juga inisiasi CPR atau RJP iaitu resusitasi jantung paru. Bantuan hidup dasar atau basic lifesupport (bls)termasuk mengenali jika terjadinya serangan jantung, aktivasirespon sistem gawat darurat, dan defibrilasi dengan menggunakan defibrillator. RJP yang efektif adalah dengan menggunakan kompresi dan dilanjutkan dengan ventilasi.
BLS boleh dilakukan oleh orang awam dan juga orang yang terlatih dalam bidang kesihatan. Ini bermaksud RJP boleh dilakukan dan dipelajari dokter,perawat, para medis dan juga orang awam. Keadaan di mana terdapat kegagalan pernafasan yang boleh menyebabkan systemic cardiopulmonary arrest (SCA) adalah seperti kecelakaan, sepsis, kegagalan respiratori, suddeninfant death syndrome dan banyak lagi.
Menurut American Heart Association, rantai kehidupan mempunyai hubungan erat dengan tindakan resusitasi jantung paru, kerana penderita yang diberikan RJP, mempunyai kesempatan yang amat besar untuk dapat hidup kembali. Mangsa yang ditemukan dalam keadaan tidak sadar diri atau mengalami penurunan pernafasan selalu diasumsi mempunyai gangguan SCA terlebih dahulu.
RJP yang digunakan dirujuk kepada pedoman dari American Heart Association yaitu 2010 AMERICAN HEART ASSOCIATION GUIDELINES FOR CARDIO PULMONARY RESUSCITATION AND  EMERGENCY CARDIOVASCULAR CARE.
Ini merupakan adaptasi dari pada buku ABC of resuscitation yang ditulis oleh Peter Safar pertama kali pada tahun 1957. Terdapat beberapa pembaharuan pada pedoman pada tahun 2010 dan yangdahulu iaitu pada tahun 2005. Pada tahun 2010, terdapat pembaharuan yang besar di mana kompresi didahului sebelum ventilasi.

Terdapat beberapa pembaharuan pada BLS 2010, berbanding dengan 2005. Beberapa perubahan yang telah dilakukan seperti berikut :
1.     Mengenali sudden cardiac arrest (SCA) dari menganalisa respon dan pernafasan.
2.     “Look,listen and feel” tidak digunakan dalam algortima BLS3.
3.     Hands-only chest compression CPR digalakkan pada sesiapa yang tidak terlatih
4.     Urutan ABC diubah ke urutanCAB,chest compression sebelum breathing.
5.     Health care providers memberi chest compression yang efektif sehingga terdapat sirkulasi spontan.
6.     Lebih terfokus kepada kualiti CPR.
7.     Kurangkan penekanan untuk memeriksa nadi untuk health care provides
8.     Algoritma BLS yang lebih mudah diperkenalkan.
9.     Rekomendasi untuk mempunyai pasukan yang serentak mengandali chest compression, airway management rescue breathing, rhythm detection dan shock.

Untuk mengenali terjadinya SCA adalah perkara yang tidak mudah. Jika terjadi kekeliruan dan keterlambatan untuk bertindak dan memulakan CPR, iniakan mengurangi survival rate mangsa tersebut.
Chest compressionmerupakan antara tindakan yang sangat penting dalam CPR kerana perfusi tergantung kepada kompresi. Oleh kerana itu, chest compression merupakan tindakan yang terpenting jika terdapat mangsa yang mempunyai SCA

1. FASE 1 : Tunjangan Hidup Dasar (Basic Life Support)
Ini adalah prosedur pertolongan darurat untuk mengatasi obstruksi jalan nafas, henti nafas dan henti jantung.
C (circulation)                        : mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresi jantung paru
A (airway)            : menjaga jalan nafas tetap terbuka
B (breathing)        : ventilasi paru dan oksigenasi yang kuat

2. FASE II : TUNJANGAN HIDUP LANJUTAN (Advance Life Support)
Ini adalah prosedur setelah tunjangan hidup dasar yang ditambah dengan :
D (drugs)              : pemberian obat-obatan termasuk cairan.
E ( EKG )       : diagnosis elektrokardiografis secepat mungkin untuk mengetahuisfibrilasi ventrikel.

3. FASE III : TUNJANGAN HIDUP TERUS-MENERUS ( Prolonged LifeSupport)
G ( gauge )        pengukuran dan pemeriksaan untuk monitoring penderita secara terus-menerus, dinilai, dicari penyebabnya dan kemudianmengobatinya.
H (Head)      : tindakan resusitasi untuk menyelamatkan otak dan system saraf dari kerusakan lebih lanjut akibat terjadinya henti jantung, sehingga dapat dicegah terjadinya neurologic yang permanen.
I (Intensive Care)  : perawatan intensif di ICU, yaitu tunjangan ventilasi , trakheostomi pernafasan dikontrol terus-menerus, sonde lambung, pengukuran pH, pCO2 bila diperlukan dan tunjangan sirkulasi mengedalikan jika terjadinya kejang.
II.5. PROSEDUR CPR (RJPO)
Adult Basic Life Support
UNRESPONSIVE ?




Shout for help




Open airway




NOT BREATHING  NORMALLY ?




Call Emergency Line




30 chest compressions



2 rescue breaths 30 compressions


Pada dasarnya resusitasi jantung mempunyai dua perkara yang harus diterapkan. Pertamanya adalah kompresi dada dan yang kedua adalah bantuan pernafasan dengan menggunakan nafas buatan. Sebelum menolong korban, hendaklah dinilai keadaan lingkung terlebih dahulu.

1. Cirulation and Chest compression

Kompresi dada dilakukan sebanyak 30 kali. Posisi kompresi dada, dimulai dari melokasi prosess xyphoideus, dan tarik garis ke lokasi 2 jari dia atasprosess xyphoideus dan melakukan kompresi dada di tempat tersebut.
Untuk kompresi dada yang yang efektif, teknik push hard, push fast harus diterapkan.Kompresi sebanyak 100 kali per minit dengan kedalaman kompresi sebanyak 5cm digalakkan. Selain itu, waktu untuk paru-paru rekoil setelah kompresi jugaharus ada. Perbandingan kompresi-ventilasi adalah 30:2.

compressed.jpg

2.Airway Menurut 2010 AHA GUIDELINES FOR CPR AND ECG
, rekomendasi yangterbaik adalah memulakan kompresi sebelum ventilasi. Ini adalah karena 30kompresi dan kemudiannya 2 ventilasi membawa hasil yang lebih baik kerana sirkulasi darah juga diperbaiki. Tambahan pula, kompresi dada boleh dimulakan pada waktu yang sama jalan napas diperbaiki karena reposisi, mouth-to-mouth atau penyediaan bag-mask apparatus mengambil waktu. CPR yang dimulakan dengan kompresi 30 kali dan kemudiannya ventilasi 2 kali mempercepatkan kompresi. Posisikan korban dalam keadaan terlentang pada alas keras. Periksa jalan napas korban dengan membuka mulut, masukkan 2 jari dan lihat jika ada bendaasing atau darah. Pada korban tidak sedar, tonus otot menghilang sehingga lidah menyumbat laring. Lidah yang jatuh bisa menyebabkan jalan napas tertutup. Triple maneuver dilakukan iaitu dengan head tilt, chin lift dan jawtrust untuk membuka laluan jalan napas
airway.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar